Lalu Heru ini merasa senang ketika namanya disebut panitia sebagai
juara I di MHQH, dan pemberian hadiah diserahkan langsung Pangeran
Khalid. Pengumuman berlangsung di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Kamis
malam (21/4).
Dalam acara pengumuman tersebut hadir, Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Machasin, mantan Menter Agama Maftuh Basyuni, Dubes Arab Saudi untuk Indonesia Musthafa Ibrahim Mubarak dan perwakilan organisasi kemasyarakat Islam.
Sebelumnya, lima hari yang lalu, Musa La Ode Abu Hanafi, hafiz cilik yang masih berusia 7 tahun mengukir prestasi, Musa mengikuti Musabaqah Hifzil Quran (MHQ) International di Sharm El-Sheikh Mesir pada 10-14 April 2016 dengan meraih juara ketiga untuk katagori 30 juzz.
Lalu Heru yang asal Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) mengaku merasa senang mendapat juara I dalam hafalan Alquran untuk 10 juzz. Ia merupakan peserta termuda dalam MHQH yang diikuti oleh 20 negara, termasuk Indonesia.
Lalu Muhiban ayah dari Heru menyatakan bahwa anaknya masih belajar di SMP, dan dalam waktu 10 bulan berhasil menghafal 10 juzz ayat suci Alquran. Ia membantah kesenangan anaknya dalam menghafal Alquran akan mengganggu pelajarannya di sekolah.
“Anak saya ini selalu mendapat juara pertama dalam ilmu matematika, dan tidak pernah menjadi juara kedua atau juara ketiga di sekolah,” terang Muhiban.
Menurut Muhiban, justru dengan kesenangannya dalam menghafal Alquran, maka ilmu-ilmu lainnya akan mengikutinya untuk dikuasainya. (Johara)
Dalam acara pengumuman tersebut hadir, Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Machasin, mantan Menter Agama Maftuh Basyuni, Dubes Arab Saudi untuk Indonesia Musthafa Ibrahim Mubarak dan perwakilan organisasi kemasyarakat Islam.
Sebelumnya, lima hari yang lalu, Musa La Ode Abu Hanafi, hafiz cilik yang masih berusia 7 tahun mengukir prestasi, Musa mengikuti Musabaqah Hifzil Quran (MHQ) International di Sharm El-Sheikh Mesir pada 10-14 April 2016 dengan meraih juara ketiga untuk katagori 30 juzz.
Lalu Heru yang asal Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) mengaku merasa senang mendapat juara I dalam hafalan Alquran untuk 10 juzz. Ia merupakan peserta termuda dalam MHQH yang diikuti oleh 20 negara, termasuk Indonesia.
Lalu Muhiban ayah dari Heru menyatakan bahwa anaknya masih belajar di SMP, dan dalam waktu 10 bulan berhasil menghafal 10 juzz ayat suci Alquran. Ia membantah kesenangan anaknya dalam menghafal Alquran akan mengganggu pelajarannya di sekolah.
“Anak saya ini selalu mendapat juara pertama dalam ilmu matematika, dan tidak pernah menjadi juara kedua atau juara ketiga di sekolah,” terang Muhiban.
Menurut Muhiban, justru dengan kesenangannya dalam menghafal Alquran, maka ilmu-ilmu lainnya akan mengikutinya untuk dikuasainya. (Johara)
No comments:
Post a Comment